Kabar

ASAM-MANISNYA BAGIAN KONSUMSI

Pada tanggal 31 Agustus 2023, Ma’had Aly Al-Aimmah Malang mengadakan mukhoyam VIII. setelah pelaksanaan dauroh ta’rifiyah bagi mahasantri baru. Acara ini diikuti oleh seluruh mahasantri, asatidz beserta keluarga dan yang spesial, mukhoyam tahun ini kami didampingi oleh beberapa anggota TNI. Adapun lokasinya bertempat di Pantai Watu Leter, Malang Selatan.

Sebagai bentuk usaha mereka untuk mensukseskan acara mukhoyam ke VIII ini, dibentuklah beberapa divisi kepanitiaan untuk mendukung berjalannya acara. Diantara divisi tersebut adalah bagian konsumsi yang mendukung dalam penyediaan logistik berupa makanan, snack, dan minuman bagi seluruh peserta dan juga asatidz pada acara ini, yang mana bagian ini terdiri dari 5 mahasantri yang diketuai oleh Muhammad Ahkam dan beranggotakan 4 orang, yaitu: Fauzul, Anas, Khalid dan Mubarak.

Delapan hari sebelum keberangkatan, tepatnya pada tanggal 23 Agustus 2023, bagian konsumsi mengadakan rapat, guna mempersiapkan apa saja yang akan mereka lakukan di lokasi mukhoyyam dan mempersiapkan keperluan yang hendak dibawa dan barang apa saja yang perlu dibeli seperti snack sebagai cemilan dalam perjalanan.

Setelah semua persiapkan cukup, tibalah hari dimana mereka semua bersiap untuk berangkat menuju lokasi mukhoyyam. Sebuah momen yang spesial bagi mereka karena saat perjalanan, mereka menggunakan transportasi yang berbeda, yaitu menaiki truk TNI yang dengan gagahnya menyusuri jalanan Kota Malang, yang tentunya menarik perhatian masyarakat sekitar, seakan ada konvoi dikarenakan truk TNI melaju secara beriringan. Tak hanya sebatas itu, truk melaju bagai penguasa jalanan. Beberapa kali disaksikan saat sirine dibunyikan, serentak seluruh pengguna jalan menepi guna memberi jalan pada truk mereka yang hendak melaju. Masya Allah.

Butuh waktu kurang lebih 3 jam bagi rombongan untuk bisa sampai ke lokasi mukhoyam. Setibanya di lokasi, mereka disambut oleh kesibukan dari divisi peralatan (yang telah berangkat terlebih dahulu). Dengan kompak mereka bekerja sama untuk menegakkan tenda asatidz, dapur konsumsi dan memasang pencahayaan di sekitar lokasi Mukhoyam. Tim konsumsi sangat terbantu oleh kerja keras mereka jazahumullahu khairan.

Setelah istirahat sejenak, panitia konsumsi mulai memindahkan barang dan menata peralatan dapur. Setelah semua tampak rapi, pukul 04.00 sore tim memulai tugas pertama yaitu memasak nasi. Adapun untuk lauk, sudah dipesan di warung sekitar. Momen memasak nasi merupakan hal yang mendebarkan bagi mereka karena belum terbiasa memasak dengan jumlah yang besar. Setelah mencuci beras, mereka dihadapkan beberapa metode dalam memasak nasi yang datang dari saran-saran para senior dan juga tutorial yang ada di media. Maka dipilih menggunakan metode dua kali pemasakan beras. Tahap pertama, setelah beras bersih, mereka memulai memasak nasi di panci ukuran sedang, guna mengembangkan butiran nasi. Bersamaan dengan itu, mereka merebus air di dalam dandang besar. Di sesi ini,mereka melakukan kesalahan karena tidak segera memindahkan beras yang sudah mengembang tadi ke dalam dandang besar. Namun mereka mendiamkan beras tadi hingga dingin. Disaat itu mereka menganggapnya tindakan yang benar. Tahap kedua pun dimulai dengan mereka pindahkan beras yang setengah mengembang tadi ke dalam dandang besar. Setelah hampir penuh, mereka tutup dan mereka menunggu hingga ada tanda-tanda kematangan. Namun satu jam berlalu, nasi belum matang. 2 jam berlalu, namun masih saja nasi juga belum matang. Hingga mendekati pukul 18.30, divisi acara mengingatkan mereka karena jam makan yang sudah dekat. Saat itulah timbul kepanikan. Seketika, dapur dipenuhi beberapa panitia dari divisi lain. Saran demi saran bermunculan di sana, hingga tim konsumsi putuskan untuk menyiram air hingga setara dengan nasi agar menjadi bubur. Dan benar saja, setelah beberapa waktu mereka menanti, nasi telah menjadi bubur, walau ada butiran kecil yang masih keras. “ini lebih baik dibanding beras yang keras” ujar muhammad ahkam.

Dengan hati yang merasa bersalah,mereka tetap membagikan nasi bubur ke tiap-tiap nampan. Dikarenakan kejadian ini, divisi acara mengalami penundaan kegiatan. Hal itu merupakan kekurangan dari tim konsumsi yang seharusnya melakukan percobaan terlebih dahulu di Ma’had sebelum sebelum keberangkatan.

Masih dalam keadaan bingung dan adanya perasaan bersalah, Alhamdulillah ada seorang istri ustadz, yaitu Ustadz Haidar, yang berpengalaman dalam hal ini. Beliau bersedia membantu permasalahan yang mereka hadapi. Dan alhamdulillah, untuk hari-hari berikutnya tim konsumsi mampu untuk memasak nasi dengan lebih baik.

Reporter: Muhammad Anas Mu’tashim Billah (Mahasantri I’dad Huffazh kelas 3 asal Semarang Jawa Tengah)

 

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button