Kabar

SELAMAT DARI MAUT DI JALUR EKSTREM

(Liputan Hari ke-3 Giat Relawan Korban Banjir Lahar Dingin Semeru Kab. Lumajang)

Memasuki hari ke 3 menjadi relawan korban banjir lahar dingin di Lumajang, seperti biasanya setiap ba’da sholat subuh Dr. Abu Sholih memberi kami arahan. Beliau menjelaskan bahwa relawan utusan dari YBM PEDULI dan Ma’had Aliy Al Aimmah (MAA) harus dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama melanjutkan pekerjaan di tempat yang lama, Dusun Kaliputih Desa Nguter Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang dan kelompok kedua menuju ke Kec. Tempursari Kab. Lumajang untuk membantu membagikan sembako yang telah diamanahkan dari YBM.

Kami kelompok yang diamanahkan ke Kec. Tempursari berjumlah 6 orang di antaranya Dr. Abu Sholih dan 5 mahasantri MAA beserta beberapa relawan dari Markaz Bersama Assunnah (MBA). Sebelum berangkat rombongan terlebih dahulu mampir di lokasi yang terkena banjir bandang untuk membantu para relawan di sana. Alhamdulillah sekitar pukul 10.20 kami berangkat menuju lokasi dengan membawa 3 mobil. Di tengah perjalanan kami menikmati pemandangan nan indah dan juga menikmati jalan yg cukup ekstrim yang membuat kita pusing. Salah satu mahasantri yaitu akh kholid tidak kuat merasa mual dan pusing disebabkan jalan yang ekstrim tersebut.

Sesampainya di lokasi kami bertemu dengan rekan-rekan YBM PEDULI yang berangkat dari Malang. Mereka membawa amanah berupa 70 paket sembako untuk diberikan kepada para korban banjir di Dusun Tamansari Bawah Desa Kaliweling Kecamatan Tempursari. Lokasi desa ini sangat terisolir dan sangat ektrim. Desa ini hanya bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua. Itupun jalur yang harus dilewati menuntut kemahiran pengendara untuk melaluinya.

Selesai membagi sembako, kelompok ini bergabung dengan relawan YBM PEDULI untuk pulang bersama-sam ke Malang. Dalam perjalanan pulang, para relawan sempat mampir ke rumah salah satu relawan lokal, akhi Beni Irawan yang berada di Desa Lebak Harjo kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. Di lokasi tersebut merupakan daerah sentra/perkebunan durian. Dr. Abu Sholih mengajak kami untuk menikmati sedikit buah durian yang disuguhkan. kami mencoba mencicipi durian tersebut, alhamdulillah rasa nya nikmat.

Setelah menikmati durian kami pamit untuk kembali melanjutkan perjalanan ke kota malang. Dalam perjalanan pulang ini kami harus melewati jalan yang lebih ekstrim dari sebelumnya. Jalan yang kami tempuh ini harus lebih berhati-hati dikarenakan jalannya yang terus nanjak, sempit, dipinggir jurang, berkelak-kelok dan aspalnya sudah rusak. Ketika menanjaki jalan mobil rekan-rekan dari YBM PEDULI tidak kuat naik dan sempat mundur yang membuat kami panik dan cemas. Mobil tersebut mundur tepat di depan mobil Dr. Abu Sholih dan sudah mendekati bibir jurang. Alhamdulillah ‘ala kulli hal, saat akan mengikuti mobil tersebut di tanjakan, mobil yang dibawa oleh Dr. Abu Sholih-pun mati mesin sehingga tidak bisa maju. Alhamdulillah juga karena ini, kedua mobil tersebut tidak sampai bertabrakan dan Alhamdulillah dengan izin Allah kami bisa menaiki jalan tersebut.

Dipilihnya jalur ekstrem ini bukan tanpa alasan. Sebagaimana telah diketahui bahwa termasuk akibat banjir lahar dingin ini adalah hilangnya jembatan di jalan Nasional III yang menjadi penghubung wilayah kabupaten Malang dan Lumajang. Maka jalur ini menjadi satu-satunya jalur yang saat ini bisa menghubungkan Malang ke Lumajang secara langsung. Adapun jalur lain yang bisa ditempuh adalah jalur memutar yang sangat jauh melewati Probolinggo-Pasuruan baru ke Malang. Ada juga jalur lain sebagai jalur alternatif, yaitu jalur yang melewati Ranupane. Akan tetapi akibat hujan deras yang sama, menjadikan beberapa titik jalan mengalami longsor dan tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan roda 4.

Setelah kami berhasil menanjaki jalan salah seorang warga mengingatkan kami bahwa ada truk yang rem nya blong di depan kami. Truk tersebut melintang di jalan sehingga kendaraan lain tidak bisa lewat. Untuk mengevakuasi truk tersebut kami dan para pengendara lainnya harus menunggu. Alhamdulillah setelah kurang lebih 2 jam menunggu akhirnya kami bisa melanjutkan perjalanan kembali. Dalam perjalanan kami sejenak istirahat untuk makan malam dan sholat di Kab. Malang tepatnya di Turen. Setelahnya kami kembali melanjutkan perjalanan pulang. Alhamdulillah tepatnya pukul 20.30 kami sampai di Ma’had dengan kondisi selamat.

REPORTER: Rizky Ramadhan (Mahasantri ta’hil hufadz mustawa 2 Asal karimun, Kepulauan Riau)

 

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button