Kabar

Alumni Pertama Peraih Sertifikat Dauroh Nurul Bayan

Tidak ada kalimat yang patut terucap dari lisan ini melainkan rasa syukur alhamdulillah atas segala kenikmatan yang kita terima dari Allah ta’ala. Nikmat yang tidak terhingga jumlahnya. Dan rasanya betapa malu kita dengan sedikitnya syukur kita jika dibandingkan dengan nikmat yang sangat melimpah. Semoga Allah tidak menurunkan adzab-Nya kepada kita atas segala kelalaian kita untuk menunaikan haq-haq Nya.

Nikmat besar yang sudah kita rasakan bersama adalah dengan berhasilnya Dauroh Nurul Bayan 1438 H dengan baik dan penuh manfaat. Dauroh telah terlaksana sejak hari Selasa – Ahad, 16-21 Jumadal Ula 1438 H / 14-19 Februari 2017. Dauroh dipersingkat 1 hari dari yang direncanakan dikarenakan Syaikh akan mengisi dauroh di kota lain. Dauroh yang dimulai sejak pukul 08.00 – 17.00 setiap harinya menjadikan masjid Al Umm sebagai tempat acara terasa begitu semarak. Terlebih lagi metode Nurul Bayan disampaikan dengan penyampaian yang penuh semangat.

Masyaikh Tim Nurul Bayan dari Mesir yang lebih dulu datang di Malang adalah Syaikh Mahmud Sayyid Al Maghrobi hafidzhohullah. Beliau menyampaikan materi sejak pembukaan bersama dengan seluruh peserta. Bersama beliau peserta bisa sangat antusias mengikuti materi. Pada hari berikutnya, panitia dan juga peserta dikejutkan dengan nikmat besar lainnya. Nikmat tersebut adalah hadirnya khadimul Qur’an yang menjadi pimpinan dari Tim Nurul Bayan Mesir yaitu Syaikh ‘Ishom bin Yusuf Al Mishry. Terlebih lagi beliau tidak datang sendiri, akan tetapi beliau mengajak putri beliau Syaikhah ‘ala’ binti ‘Ishom hafizhohumullah. Tentu hadirnya Syaikhah menjadikan peserta putri semakin antusis karena bisa langsung belajar dari guru secara langsung. Dengan demikian, lokasi dauroh kemudian dipisah antara peserta putra dan putri. Peserta putra dibawah bimbingan Syaikh ‘Ishom dan Syaikh Mahmud tetap melanjutkan dauroh di Masjid Jami’ Al Umm. Adapun peserta putri yang semula dilantai 2 masjid dialihkan ke aula Imam Syafi’i Ma’had ‘Aliy Al Aimmah.

Di sela-sela dauroh ditampilkan anak-anak TPQ Al Umm yang selama ini sudah belajar dengan metode Nurul Bayan. Anak-anak tersebut membaca dan mempraktekkan metode ini dihadapan semua peserta. Syaikh ‘Ishom meminta kepada salah satu santri untuk membaca. Kemudian dipilihlah ananda Ayesa yang masih berusia 5 tahun. Ananda bisa dengan baik mempraktekkan metode Nurul Bayan dalam membaca potongan ayat Al Qur’an dalam kitab Fathur Rahman. Ananda juga sudah mengerti tentang hukum tajwid dari ayat yang dibaca. Bahkan ananda bisa menghafal syahid hukum-hukum tajwidnya dari matan tuhfatul athfal. Peserta dauroh yang menyaksikan penampilan tersebut banyak yang terharu sampai meneteskan air mata ketika mendapati anak 5 tahun sudah memiliki kemampuan yang demikian bagus dalam membaca ayat Al Qur’an.

[jaw_y_video clip_id=”https://www.youtube.com/watch?v=NMpUBuP-xaQ” height=”480″ autohide=”2″ autoplay=”0″ loop=”0″ rel=”1″ ][jaw_clear]

Hari terakhir dauroh disampaikan materi tentang sarana pembelajaran dan dilanjutkan dengan ujian. Dengan ujian tersebut diharapkan dapat diketahui daya serap peserta selama mengikuti dauroh. Peserta putra langsung diuji oleh Syaikh Mahmud sedangkan peserta putri diuji oleh Syaikhah ‘Ala yang dibantu oleh beberapa ustadzah Al Umm. Saat penandatanganan sertifikat dauroh, kita mendapati Syaikh salah dalam menempatkan tanda tangannya. Maka kemudian yang lebih mengejutkan lagi adalah pernyataan yang disampikan oleh Syaikh Mahmud. Apa itu? Beliau mengatakan bahwa “INI ADALAH PERTAMA KALI SAYA MENANDATANGANI SERTIFIKAT UNTUK PESERTA DAUROH”. ALLAHU AKBAR… Maka jadilah peserta dauroh Nurul Bayan di Masjid Al Umm pada tahun 1438 H /2017 sebagai alumni pertama peraih sertifikat dauroh Nurul Bayan yang ditandatangani langsung oleh Syaikh ‘Ishom dan Syaikh Mahmud.

 

 

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button