PARAH, “PEMBULIAN” MAHASANTRI BARU MAA BERAKIBAT SESAK NAFAS
MAA (Ma’had Aliy Al-Aimmah) Malang kembali menyambut kedatangan mahasantri baru. Pada tahun ajaran 2024-2045 ini, mahasantri baru yang diterima sesuai dengan kapasitas maksimal makhad dalam menerima murid. Para mahasantri baru ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Lombok, Madura, dan beberapa kota di Pulau Jawa seperti Bogor, Kediri, Jombang, Blitar, Sidoarjo, Batu dan Malang.
Acara penyambutan dilaksanakan pada hari Sabtu Malam Ahad, tanggal 20 Juli 2024. Sebagaimana acara sebelumnya, acara ini dilaksanakan di roof top Masjid Jami’ Al-Umm Malang. Istimewanya kali ini, roof top tersebut sudah mulai terpasang payung yang didesain menyerupai payung yang ada di pelataran Masjid Nabawi yang ada di Kota Madinah.
Acara semakin istimewa karena dihadiri hampir semua Yai di lingkungan Yayasan Bina al-Mujtama’ (YBM). Diantaranya Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag. selaku mudir YBM sekaligus mudir MAA, KH. Mohammad Syu’aeb Al-Faiz, Lc., M.Si. selaku pembina YBM sekaligus mudir tanfidzi Pesantren Al-Umm, dan juga KH. Abu Hasan Ali Khudlori selaku bendahara YBM. Selain itu hadir pula para gus di lingkungan YBM seperti Gus Yusuf Supriyadi, Gus Friscal Prayoga, S.Pd, Gus Izzu Abdil Barr, Lc., Gus Hamzah, Gus Hasan Robbani, Gus Rae Wisam Muhammad, Gus Hammad Li Aun Al Bari, Gus Qais Al Wafa, dan juga Gus Fayyedh el Mahmed.
Sebagaimana biasanya acara penyambutan santri baru MAA diisi dengan “AGENDA PEMBULIAN”. Seakan sudah menjadi tradisi, agenda ini senantiasa dinantikan oleh para mahasantri lama dalam menyambut adik-adik baru mereka. Mereka begitu antusias mempersiapkan “AGENDA PEMBULIAN” secara maksimal. Berbagai kebutuhan acara mereka kumpulkan sejak jauh-jauh hari.
Acara yang dinantikan pun tiba. Tepat jam 20.00 MC membuka acara. Dan setelah pembukaan langsung dilakukan “AGENDA PEMBULIAN”. Para mahasantri baru dibentuk dalam kelompok kecil berisi 5 anggota. Mereka diminta duduk melingkar. Lalu kakak senior dengan sigap menyajikan satu nampak besar, NASI KEBULI lengkap dengan lauk daging kambing, acara dan juga sambalnya. Semua peserta yang hadir dalam acara juga mendapatkan porsi NASI KEBULI yang sama. Dan alhamdulillah semuanya mendapatkan bahagianya masing-masing dengan memadai.
Selesai “AGENDA PEMBULIAN” baru dilanjutkan dengan sambutan, perkenalan dan juga taushiah. Maka pada momen inilah bisa ketahuan bahwa diantara peserta sampai mengalami SESAK NAFAS akibat banyaknya porsi NASI KEBULI yang dihidangkan. Tidak dihabiskan jadi mubadzir dan jika dipaksakan untuk dihabiskan, jadi SESAK NAFAS.
Sebagai evaluasi kedepan agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali, maka sebaiknya penyajian NASI KEBULI di nampan tidak terlalu banyak, sehingga tidak ada nasi yang tidak habis dikonsumsi. Bersama itu juga disediakan NASI KEBULI di wadah yang lain sebagai antisipasi jika ada peserta yang mau nambah lagi. Hal ini penting karena kapasitas masing-masing orang tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya.