“PEMBULIAN” SANTRI BARU DI MA’HAD ALIY AL-AIMMAH MALANG

Peristiwa “pembulian” terhadap santri baru kembali terjadi. Kali ini terjadi di Ma’had Aliy atau Pesantren Tinggi Al Aimmah (MAA) yang ada di Jl. Joyo Agung No.1 Merjosari Lowokwaru Kota Malang Jawa Timur. Kepala Harian MAA, Dr. Abu Sholih Harno membenarkan adanya peristiwa tersebut. Yang mengherankan, beliau justru mendukung dan menjadikan hal ini sebagai tradisi di pesantren yang dipimpinnya.
‘Pembulian’ santri baru tersebut tepatnya terjadi dalam acara penyambutan santri baru yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Agustus 2023. Para santri yang baru datang di pondok, dikumpulkan di atas rooftop masjid di waktu malam setelah sholat isya. Berada di atas lantai 3 angin malam berhembus cukup menusuk tulang. Yang mana pada hari-hari tersebut dikenal dengan hari “mbediding”. Tentu hal ini menjadi tantangan bagi para santri baru yang batu datang dari berbagai penjuru negeri.
Hadir pula dalam acara itu, pimpinan tertinggi MAA, Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc. M.Ag. Tidak hanya beliau saja, para kaprodi, dan asatidzah pengajar ma’had turut hadir dalam acara tersebut, serta menyaksikan secara langsung ‘pembulian’ ini. Sementara para santri lama selaku panitia yang diberi tugas melakukan “pembulian” kepada adik tingkatnya yaitu para santri baru.
Waktu yang semakin malam dan udara yang semakin dingin menjadikan panitia memutuskan untuk memulai “pembulian” terlebih dahulu sebelum acara yang lain. Panitia segera membagi para santri baru menjadi kelompok-kelompok kecil berisi 5-6 santri. Mereka duduk membentuk lingkaran. Setelah itu, mereka ‘dibuli’ dengan cara dihidangkan 1 nampan besar berisi NASI KEBULI, lengkap dengan lauk berupa ayam ditambah jamur crispy. Selain itu juga ada buah semangka, melon, jeruk, pisang dan lainnya yang bisa menjadi pencuci mulut. Masing-masing bertugas menghabiskan porsi mereka. Jika tidak mampu maka dibantu dari kelompok lain agar tidak mubazir. Sebagai pelengkap juga disajikan camilan berupa kacang rebus dan minuman hangat untuk menangkal kedinginan. Ternyata itulah yang dimaksud “pembulian” dalam acara penyambutan santri baru di MAA.
Bahan “pembulian” tersebut, semuanya disiapkan oleh para santri lama. MAA mengajarkan kepada para santri cara memasak “NASI KEBULI” dengan cara mengundang chef untuk datang ke ma’had.
Kali ini, proses memasaknya dipimpin oleh alumni MAA, Ustadz Abdurrahman bin Ustadz Nurul Yakin. Ayah beliau adalah Mudir Ponpes Tunas Santri Lamongan, sehingga beliau biasa disapa dengan Gus Dur.
Selesai “pembulian”, acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC dan sambutan-sambutan. Pertama, sambutan dari ketua prodi i’dad du’at, Ustadz Amien Ashiddiqi, Lc., MPd. Kedua, sambutan dari ketua prodi i’dad huffazh dan ta’hil huffazh, Ustadz Saifullah al Hafizh. Ketiga, sambutan dari Mudir Tanfidzi, Dr. Abu Sholih Harno P., SP. MPI. Keempat, sambutan dari pembina YBM, KH. Muhammad Syuaib Al Faiz, Lc., M.Si. Dan ditutup dengan taushiah dan doa oleh Mudir Amm, Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag. Insya Allah materi taushiah akan ditulis secara terpisah.
Demikianlah peristiwa “pembulian” santri baru yang terjadi di Ma’had Aliy Al Aimmah Malang. Agenda yang rutin diadakan dan menjadi tradisi di ma’had tersebut untuk menyambut para santri baru. Semoga Allah memberikan keberkahan dan kebaikan bagi ma’had tersebut dan para pengurusnya, juga bermanfaat bagi umat. Aamiin.