ArtikelKabar

Akhlaq Mulia Adalah Keunggulan MAA

“Teman gak ada Akhlaq”. ini adalah ungkapan masyhur yang sering diucapkan di masa kini. Yang mana apabila didapati seorang teman berbuat dengan perbuatan yang semaunya sendiri dan merugikan orang lain. Fenomena ini menunjukkan bahwa akhlak mulia telah terkikis di masyarakat dan banyak yang kemudian berperilaku tanpa memperhatikan akhlak.

Mahad Aliy Al-Aimmah adalah lembaga pendidikan yang setingkat dengan sekolah tinggi pada umumnya. Mahad Aliy Al-Aimmah ini dinaungi oleh Yayasan Bina Al-Mujtama’ yang didirikan pada 20 Juni 2012. Ma’had Aliy Al-Aimmah termasuk bagian dari anggota AKBAM (Asosiasi Kampus Berbasis Akhlak Mulia). Di Mahad Aliy Al-Aimmah ini sangat menekankan bagi mahasantrinya untuk belajar menghiasi dirinya dengan adab dan akhlaq Al-Quran sehingga menjadi tauladan yg baik bagi masyarakat daerahnya masing-masing.

Para dosen di Ma’had Aliy Al-Aimmah berperan sangat baik dalam memperhatikan adab dan akhlaq mahasantrinya. Mereka senantiasa mengajak mahasantrinya untuk belajar menghiasi dirinya dengan adab dan akhlaq Al-Quran. Salah satu dosen aqidah dan akhlaq Ustadz Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc. M.Ag. Beliau adalah mudir Amm Mahad Aliy Al-Aimmah dan bertanggung jawab secara langsung dalam menjelaskan adab dan akhlak kepada mahasantrinya. Beliau berkata : 

الأدب هو الجمال والرقي في القول والفعل شرعا و عرفا

Adab adalah keindahan dan keluhuran dalam ucapan dan perbuatan baik secara syariat maupun ‘urf (adat kebiasaan).

Beliau memberikan materi kuliah Adab dan Akhlak sejak mahasantri baru masuk ke MAA. Mudir yang merupakan alumni terbaik dalam setiap jenjang pendidikannya tersebut terus membimbing aqidah dan adab mahasantri sampai lulus. Bahkan di luar kelas, beliau mengkhususkan majelis khusus tentang Adab kepada semua mahasantri. Majelis tersebut dilaksanakan rutin setiap hari Rabu, mulai bakda Asar sampai menjelang Maghrib. Dalam majelis ini Beliau mensyarah kitab Hilyah Thalibul Ilmi karya Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid rahimahullah.

Mahasantri ditekankan untuk berakhlak kepada Allah ta’ala. Ketika mahasantri yang hendak menghafal Al-Quran akan diberi arahan motivasi untuk senantiasa menyandarkan diri kepada Allah, berdoa dan meminta taufiq-Nya dan menghindari dari sikap mengandalkan diri sendiri agar tidak memiliki rasa ujub ketika mencapai target dan kecewa ketika tidak mencapai target. Mereka kemudian juga ditekankan untuk beradab kepada kitab suci-Nya, Nabi-Nya, para guru, orang tua, teman-teman dan seluruh kaum muslimin.

Hidayah yang penuh berkah ini hanya akan nampak jika seseorang yg mengutamakan adab dan akhlaq Al-Quran serta memperhatikan petunjuk Al-Quran. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا

“Sungguh, Al-Quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yg paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar”.

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di dalam menafsirkan {يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ}, maksudnya adalah yang paling Adil, paling tinggi dalam hal aqidah, amal dan akhlaq (Taisirul Karimir Rahman fi Tafsiri kalamil Mannan, 454). 

Reporter : Rizki Noer Khoerulloh, mahasantri Tahun ke-3 Prodi I’dad Huffadz MAA

           Asal Majalengka

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button