Kabar

Semangat Kepahlawanan. YBM Memperingati HUT Ke-76 Kemerdekaan RI

Bangsa Indonesia kembali memperingati hari kemerdekaannya yang ke-76 pada Selasa, 17 Agustus 2021 M atau yang bertepatan dengan tanggal 8 Muharram 1442 H. Peringatan HUT kemerdekaan kali ini adalah yang kedua kali di masa pandemi Covid-19, setelah hampir 2 tahun virus ini melanda negeri ini sejak kemunculannya pada Januari 2020. Kondisi ini membuat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan RI kembali digelar dengan berbagai keterbatasan demi menekan potensi penularan virus tersebut. Alhamdulillah. YBM ( Yayasan Bina Al-Mujtama’) Kota Malang masih bisa memperingati HUT RI Ke-76 ini dengan melaksanakan upacara bendera dan dilanjutkan dengan tabligh akbar. 

Upacara dilaksanakan pada pukul 07.00-08.00 WIB. Peserta putra menempati lapangan parkir sebelah barat gedung MAA (Ma’had Aliy Al- Aimmah) Malang. Adapun peserta putri menempati halaman gedung MAA. Prosesi upacara pun  berjalan dengan khidmat. KH.M. Mujib Anshor, S.H., M.Pd.I. selaku Ketua Divisi Pendidikan YBM Malang sekaligus kepala Madrasah Aliyah (MA) Al-Umm Malang bertindak sebagai inspektur upacara. Sedagkan yang diamanahi sebagai petugas upacara dan Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) adalah santri-santri MA Al-Umm, putra dan putri, kecuali Paskibra yang hanya beranggotakan santri putra.

Dalam amanatnya, KH.M. Mujib Anshor, S.H., M.Pd.I. membuka dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala dan sholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau mengetengahkan pentingnya peran pemuda dalam terlaksananya proklamasi kemerdekaan Indonesia. “Proklamasi ini tidak bisa dilepaskan dari keberadaan para pemuda, bahkan bisa saya katakan, proklamasi tidak bisa dilakukan tanggal 17 Agustus (tentunya) setelah takdir Allah, tanpa keberadaan para pemuda”, demikian beliau sampaikan. Hal ini dikarenakan pemuda memang memiliki semangat yang tinggi dalam menggapai cita-cita mereka, dalam sejarah bangsa ini, pemuda Indonesia memiliki peran yang sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia. Mereka menjadi penggerak kebangkitan bangsa, mulai didesaknya Presiden Soekarno untuk mempercepat pembacaan teks proklamasi, sehingga keesokan harinya pada 17 Agustus 1945 terjadilah momen yang sangat penting bagi negeri ini, yaitu kemerdekaan Indonesia.

KH. M.Mujib Anshor menyampaikan amanat upacara.

Akan tetapi, di samping jasa para pemuda yang begitu besar dalam tercapainya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hal itu juga tidak terlepas dari besarnya jasa para orang tua. “Tetapi dalam hal ini ada pelajaran lain, bahwa sikap grusa-grusu pemuda harus diimbangi dengan sikap bijaksana para orang tua”, tambah beliau. Memerdekakan sebuah negara tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Para tokoh sudah menyiapkan semuanya termasuk rancangan konstitusi dan dasar negara dalam rapat BPUPKI. Maka ketika ada momen penting yang disebut dengan vacuum of power (kekosongan kekuasaan) dikarenakan Jepang menyerah, sedangkan Sekutu yang menjadi pemenang Perang Dunia Ke-2 belum datang ke Indonesia, atas dorongan para pemuda, Soekarno-Hatta dengan tekad bulat melakukan proklamasi kemerdekaan. Tidak mengikuti waktu yang telah dijanjikan Jepang, tetapi atas kehendak rakyat. “Maka kolaborasi antara sikap progresif para pemuda dan sikap bijaksana para orang tua yang penuh pertimbangan, dan tentunya atas berkat rahmat Allah subhanahu wa ta’ala, kemerdekaan ini kita raih”, kata beliau sembari menutup amanat inspektur upacara. 

Seusai upacara, diadakan tabligh akbar yang dilaksanakan di Masjid Jami’ Al-Umm Malang. Tabligh akbar ini bertajuk “Bangkitkan Semangat Juang Generasi Ke- 5 & 6 Penerus Laskar Pangeran Diponegoro”. Bertindak sebagai narasumber adalah mudir MAA yang juga pimpinan YBM, KH. Dr. Agus Hasan Bashori, Lc. M.Ag., dan KH. M. Mujib Anshor, S.H., M.Pd.I. selaku pemerhati sejarah dan Pancasila. Acara ini juga menghadirkan Drs. M. Taufik, sebagai tamu kehormatan sekaligus penulis buku “Pondok Gondang Penerus Perjuangan Sang Pangeran”. 

Kanan ke kiri: KH. Agus Hasan Bashori, Drs. M.Taufik, KH. M.Mujib Anshor.

Dalam tabligh akbar ini, dibahas sisi perjuangan Pangeran Diponegoro yang jarang diketahui banyak orang, khususnya kaum muslimin. Dijelaskan di tabligh akbar ini, kesalahpahaman yang banyak terjadi terkait motivasi juang Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah. Selain itu, disampaikan pula tentang laskar Pangeran Diponegoro yang tidak banyak diketahui orang. Selama ini, berapa banyak yang tahu bahwa laskar Pangeran Diponegoro ini berisi kaum santri. Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap, beberapa anggota laskar itu menyebar dan mendirikan pesantren. Dari pesantren-pesantren itu, lahirlah penerus-penerus perjuangan Pangeran Diponegoro. Ternyata, di antara penerus perjuangan itu adalah YBM melalui didirikannya MAA dan PP Al-Umm. Tabligh akbar ditutup dengan kuis berhadiah yang disampaikan oleh KH. M.Syuaib al-Faiz Lc, M.Si, lalu dikuti dengan ramah tamah dan shalat dhuhur berjama’ah.

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button