Rindu Baginda Rasul Shallallahu ‘alaihi Wasallam

11 Rabiul Akhir 1441 H / 8 Desember 2019 adalah hari terakhir kami mendapat pelajaran berharga dari perjalanan hidup Rasul mulia, melalui kajian berharga yang disampaikan oleh guru kita tercinta Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag. Kajian fiqih siroh ini senantiasa meningkatkan keimanan, serta membangkitkan semangat berdakwah dan berjuang untuk membela agama kita. Demikian juga menjadi sarana untuk merajut kebersamaan dan kekompakan sesama pejuang dakwah dibawah naungan Yayasan Bina al-Mujtama’ (YBM) Malang.
Qaddarallah wa ma sya’a fa’al. Kajian yang dilaksanakan sebulan sekali ini juga mengalami beberapa kendala, sehingga sempat tertunda pelaksanaannya dalam waktu yang cukup lama. Di antara kendalanya adalah amanah yang harus ditunaikan dan tidak bisa ditunda atau diwakilkan. Kemudian setelah itu, datanglah wabah pandemi covid-19 yang menjadikan banyak aktifitas kajian tertunda termasuk juga kajian fiqih siroh ini. Akhirnya setelah kondisi semakin kondusif dan terkendali, kajian fiqih siroh diputuskan untuk kembali dijalankan.
24 Shafar 1442 H / 11 Oktober 2020 menjadi hari pertama dimulainya kembali kajian fiqih siroh ini pasca jeda yang cukup lama. Sebagaimana biasa, semua mahasantri MAA, santri putra dan putri Pesantren Al-Umm, semua ustadz dan ustadzah, bahkan seluruh karyawan beserta anggota keluarganya hadir untuk menyambut kembali siraman iman dari perjalanan hidup Rasul pilihan. Tema kajian masih sama dengan kajian sebelumnya karena kajian kali ini adalah pelengkap dari tema kajian yang telah disampaikan 10 bulan silam. Temanya ialah “Penetapan Adzan dan Qiblat”. (Ringkasan kajian ini bisa dilihat di sini).
Ungkapan syukur dan bahagia terpancar dari wajah para peserta. Demikian juga khususnya keluarga besar ma’had tercinta, Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah (MAA). Sehingga semua civitas akademika yang ada, sejak angkatan pertama sampai yang baru saja diterima, ditambah dengan semua asatidzah dan pengurusnya, semuanya hadir dan mengambil faedah dari materi yang disampaikan oleh Kyai Agus yang juga menjadi mudir MAA. Kebersamaan seperti ini terasa begitu kuat dan bermakna, sehingga amat sangat disayangkan apabila terlewat begitu saja. Oleh karenanya selepas acara, seluruh civitas akademika MAA berkumpul dan mengambil foto bersama sebagai kenangan yang diharapkan tetap menyatukan semuanya di dunia ini bahkan sampai nanti di surga yang nikmatnya tiada tara. Aamiin.