Kabar

Mahasantri MAA Meraih Juara 1 Luhur Futsal Cup 2017: Bonus dari Allah Ta’ala

Story Highlights
  • Pada Hari Sabtu dan Ahad, 24-25 Muharram 1439H/14-15 Oktober 2017M, Ma'had 'Aliy Al-Aimmah Malang ikut serta dalam Kejuaraan Futsal Antar Pesantren Se-Malang Raya "Luhur Futsal Cup 2017", dan berhasil meraih juara 1 atas ijin dari Allah ta'ala. Simak kisahnya sebagaimana diceritakan oleh salah seorang mahasantri MAA.

Segala puji bagi Allah rabb semesta alam. Semoga kita tetap dalam keadaan Islam hingga akhir hayat kita. Allahuma amin. Sholawat beriringkan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam, serta kepada keluarga dan sahabat nya. Amin.

Di pagi hari yang sangat cerah, kami menikmati sholat subuh berjamaah dengan lantunan ayat suci al-Qur’an yang indah oleh imam pada waktu itu, yaitu guru kami Ustadz Saifullah al-Hafidz. Setelah sholat berjamaah, kami bersiap-siap untuk berangkat mengikuti upacara pembukaan kompetisi Luhur Futsal  Cup 2017 Se-Malang Raya, yang diadakan oleh Lembaga Pesantren Luhur Malang.

Tepat pukul 08:00 WIB (14/10), kami berangkat bersama-sama ke arena pertandingan akan tetapi kami mendengar kabar yang membuat kami sangat kaget bahwa pelatih kami, Ustadz Salman Al-Farisi Musa, S.Pd, sedang sakit dan tidak dapat hadir untuk mendampingi kami di lapangan. Kami sempat terdiam. Kami tidak tahu harus berbuat apa, tetapi kami masih memiliki satu official, yaitu akhi Zainurdin. Dialah yang akhirnya mendampingi kami. Salah seorang teman kami berkata, “Menang adalah nomor 2. Yang pertama adalah tujuan kita untuk merajut ukhuwah bersama teman-teman santri di luar sana. Dan apabila kita menang, itu adalah bonus dari Allah subhanahu wa ta’ala”. Kami masih ingat sekali itu adalah nasihat Ustadz Salman yang diberikan kepada kami.

Menang adalah nomor 2. Yang pertama adalah tujuan kita untuk merajut ukhuwah bersama teman-teman santri di luar sana. Dan apabila kita menang, itu adalah bonus dari Allah subhanahu wa ta’ala

Kami pun berjalan menuju lapangan dengan lapang dada untuk mengikuti acara pembukaan, kemudian kembali lagi ke ma’had untuk mengikuti pelajaran dan persiapan karena kami bertanding pukul 12:50 WIB. Alhamdulillah, Allah memberi kesempatan untuk sholat dzuhur berjama’ah. Oh iya, tidak lupa juga kami ceritakan. Tim kami terdiri dari mahasantri Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah, diantaranya: Ilyasa (C), Agil, Aufa, Basyir, Rusnan, Habir, Yazid, Risky, dan Kevin.

Pukul 12:50 WIB, kami pun memasuki area screening permain untuk diperiksa data pemainnya. Alhamdulillah, lengkap semuanya. Kami pun masuk untuk melakukan pemanasan. Alhamdulillah, lawan kami sudah tiba. Mereka dari PP Tahfidzul Qur’an “Baitul Ghoni” Malang. Saling bersalaman antar kedua tim pun terjadi, dan senyuman pun tersiram satu sama lain, sungguh nikmat keakraban di siang hari ini. Wasit meniup peluit panjang, tanda pertandingan dimulai. Babak pertama kami unggul 4-1. Alhamdulillah, sekali lagi ini bonus dari Allah. Kami mengakhiri pertandingan dengan skor 5-1. Alhamdulillah kami lolos.

Di babak 8 besar kami akan bertanding di jam 15.00 melawan Ponpes Sunan Kalijaga. Disitu jelas kami sedikit lelah. Beberapa pemain kami terkena cedera sedikit, tapi mampu untuk bertanding lagi. Alhamdulillah, kami menang dengan skor sangat memuaskan, 4-0. Kami sangat bersyukur salah seorang dari santri Ponpes Sunan Kalijaga berkata, “Akhi lanjutkan sampai final, SEMANGAT, Antum mampu”. Inilah dukungan dari mereka. Keakraban kami sudah terwujud dengan teman-teman santri di luar sana, Alhamdulillah.

Di waktu fajar esok hari, Ahad 15 Oktober 2017, kami sama-sama melangkahkan kaki-kaki kami dengan penuh semangat. Lagi-lagi kami mendengar lantunan ayat suci Al Qur’an yang indah. Pada waktu itu, imamnya adalah Ustadz Fakhruddin Ahmad Darwis, Lc., dosen di ma’had kami. Pukul 08:10 WIB, kami berangkat secara berangsur-angsur. Kali ini kami didampingi oleh teman-teman kami. Mereka men-support kami di luar lapangan. Dan saya menjumpai Ustadz Abu Sholih Harno P., S.P., M.PI., selaku mudir tanfidzi, mendorong sepeda motornya karena kehabisan BBM.
Saya bertanya kepada beliau, “ Ustadz mau nonton kami bertanding?”
Beliau menjawab ”Iya, ana mau kesana ini”.
Subhanallah, betapa senangnya hati ini. Sebelumnya kami tidak menyangka ada yang menyaksikan jalannya pertandingan kali ini. Ustadz Abu Sholih langsung turun untuk hadir menyaksikan jalannya semi-final ini. Pukul 08.50 WIB, kami mulai memasuki lapangan dan lagi-lagi adegan salam-salaman terjadi kembali. Senyuman yang ramah, kami disemangati oleh mereka. Lawan kami di semi-final ini adalah Pesantren Roudhatus Sholihin. Begitu juga kami menyemangati mereka. Peluit panjang pun telah terdengar tanda pertandingan dimulai.

Pertandingan yang cukup bersahabat dan kami sangat bersyukur kami menang dengan skor 7-4 serta lolos ke babak final. Nantinya kami akan melawan Pesantren Daarut Tauhid yang cukup bagus penampilan mereka. Mengingat waktu sudah mendekati waktu sholat dhuhur, official kami meminta ke panitia agar pertandingan final dilaksanakan setelah sholat dhuhur saja. Mengingat semua di sini adalah santri pesantren dan melaksanakan sholat di awal waktu adalah lebih diutamakan. Panitia pun menyetujui. Kami pun kembali ke ma’had untuk sholat dhuhur terlebih dahulu. Kami akan bermain pukul 12:45 WIB, dan alhamdulillah, kami bisa melaksanakan sholat terlebih dahulu agar hati ini tenang untuk melakukan segala hal yang bermanfaat .

Tepat pukul 12:40 WIB, kami bersiap-siap, pemanasan, setelah itu bersiap-siap memasuki lapangan. Salah seorang kami mengabarkan kepada kami dari kejauhan “Subhanallah, mudir kita datang, Ustadz Agus bersama Ustadz Abu Hasan”. Betapa senangnya kami dilihat oleh mereka dan disitu ada guru-guru kami. Kami bergegas mendatangi Ustadz Dr. KH. Agus Hasan Bashori Lc.,M.Ag, menyambut dan menyalaminya. Beliau menyemangati kami. Alhamdulillah, kick off babak pertama pun dimulai dengan begitu hangat. Di awal-awal babak pertama, kami tertinggal 3-0. Kami tidak bisa berkata apa-apa. Saya dan teman-teman terduduk di bench pemain, hanya Akhi Zain senantiasa menyemangati teman –teman yang ada di dalam lapangan, semangat kami belum berakhir. Akhi Ilyasa(C) mengatakan, “Semangat! Kita belum kalah!”. Walhasil, kami mengakhiri babak pertama dengan skor 4-3. Mereka lebih unggul.

Di babak kedua, lagi-lagi kami kebobolan. Skor berubah menjadi 5-3. Akhirnya, Akhi Rusnan turun ke lapangan menggantikan Akhi Riski, dan tercipta 2 gol secara berturut-turut. Skor berubah menjadi 5-5. Lalu tanpa disengaja, pemain kami terkena kartu merah karena menepis bola di luar garis kiper. Aufa, kiper pengganti pun turun. Wasit pun meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir dan dilanjutkan adu penalti. Para supporter di luar sana mengeluarkan yel-yel mereka demi menyemangati kami. Mereka berteriak ”Bismillah masya Allah!” berulang kali. Dan akhirnya, kami mampu menyelesaikan adu tendangan penalty dengan skor 3-1 karena tim Daurut Tauhid gagal satu kali menendang ke arah gawang kami. Alhamdulillah, kami menjadi juara LFC 2017 antar pesantren se-Malang Raya. Kami pun berfoto dan membawa trophy ke ma’had. Dan selalu ustadz-ustadz kami menasehati agar kami tidak riya’.
Alhamdulillah bonus dari allah ta’ala.

Selasa, 27 Muharram 1439 H/17 Oktober 2017 M

Kevin Bariz Silalahi (mahasantri Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah asal Medan)

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button