Menjadi Jurnalis Berita, Mudah atau Gampang?
Ma’had Aliy Al Aimmah / Pesantren Tinggi Al Aimmah (MAA) Malang Jawa Timur mengadakan kembali kegiatan ekstrakurikuler. Kali ini berkaitan tentang pelatihan singkat mahasantri menjadi seorang jurnalis. Ekstra dimulai bertepatan pada hari Ahad pagi tanggal 13 RAMADHAN 1445 H/ 24 MARET 2024 M, bertempat di Aula Imam Abu Hanifah dan berlangsung kurang lebih hanya 2 jam. Acara dimulai pada pukul 08.50 WIB – 11.00 WIB. Ekstra tersebut dibimbing langsung oleh Mudir Tanfidzi Mahad Aly Al Aimmah yaitu Al Ustadz Dr. Harno Purwanto SP., M.PI. (Ustadz Abu Sholih) dan diikuti oleh mahasantri mustawa 1 & 2 sebagai peserta.
Pelajaran pun dimulai seperti biasanya. Beliau menyapa kami terlebih dahulu dengan menanyakan kabar, kemudian Beliau pun memulai materi yang akan dibawakan. Beliau pun menyampaikan kepada kami bahwa menulis berita merupakan bukan suatu perkara yang remeh. Di sana terdapat sarana yg dapat kita jadikan sebagai ladang kebaikan atau pahala jariyah.
Beliau pun menyebutkan bahwasannya dalil bolehnya menyampaikan berita yg baik kepada orang lain yaitu Beliau mengutip dari kisah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam ketika di Perang Badar. Setelah meraih kemenangan, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam kemudian mengutus Abdullah bin Rawahah dan Zaid bin Haritsah ke Madinah untuk menyampaikan kabar gembira ini kepada penduduk Madinah.
Beliau juga menuturkan kepada kami bahwasannya menulis berita merupakan karya ilmiyah yang paling mudah. Alasannya karena menulis berita itu berdasarkan apa yang sudah kita alami, jadi hanya tinggal menulis saja kembali kita sudah dapat membuat suatu berita.
Beliau juga berpesan apa yang marak di kalangan banyak orang bahwasannya pendapat “Bad news is good news” itu adalah kesesatan sebagaimana banyak kita dapati, kebanyakan berita-berita yang booming malah yang buruk-buruk. Kaidah yang benar seharusnya “good news is good news”. Sedangkan menyampaikan berita dengan tergesa-gesa tanpa kroscek terlebih dulu adalah suatu kesalahan fatal yang sering dilanggar oleh sebagian orang.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika dia menceritakan (menyebarkan) setiap apa saja yang dia dengar” (HR. Muslim no. 5 dan Abu Dawud no. 4992, lihat ash-Shahiihah no. 205)
Pelajaran pun masih berlanjut dan masih diikuti Mahasantri dengan Antusias. Kali ini beliau memaparkan tentang bagaimana menentukan unsur-unsur berita tersebut dibuat. Mulai dari judul berita dan berlanjut ke kerangka berita yang lainnya. Pada intinya beliau menyampaikan unsur berita yang terpenting itu ada pada kata, {5W 1H} kemudian setelahnya bagaimana kita merealisasikan kata tersebut pada pembuatan teras berita & tubuh berita dan bagaimana menentukan ekor/penutup berita, Beliau juga berpesan agar saat menulis sebuah berita “jangan takut salah, pertama mencoba tidak mesti langsung bagus”, “menulis = skill/keterampilan dan inti dari itu adalah praktek [Tutur Beliau]. Beliau Pun menyempatkan memperlihatkan kepada kami beberapa contoh teks berita yang telah utuh, seperti beberapa teks berita yang ada pada halaman website aimmah.ac.id yang ditulis oleh senior kami mustawa 3 dan beberapa contoh lainnya pada website-website News ternama.
Beliau menyampaikan materi tersebut dengan ringkas, menarik dan mudah untuk dipahami. Pada akhirnya pelajaran pun selesai dan ditutup setelah seluruh mahasantri memilih sebuah judul untuk dijadikan sebagai teks berita yang menjadi tugas mahasantri. Ustadz Abu Sholih berpesan agar sekiranya bisa segera membuat teks berita tersebut dan dikumpulkan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Setelah selesainya kegiatan ekstrakurikuler pada hari ini saya pun mencoba bertanya kepada beberapa mahasantri tentang kesan yang di dapat setelah pelajaran tersebut. Salah satunya yakni Akh Dedi Sutrisna Asal Jambi Pulau Sumatera dari Prodi i’dad Du’at. Beliau merespon positif kegiatan tersebut, “pelajaran yg sangat bermanfaat” kurang lebih begitu tutur beliau. Dan beberapa mahasantri lainnya pun merespon dengan respon yang sama dengan beliau. sekiranya seperti itulah ekstrakurikuler mahasantri kali ini di pagi hari menjelang zuhur di bulan yang penuh berkah.
Bagi Saya, hal ini merupakan salah satu keunggulan belajar di Ma’had Aly al Aimmah Malang. Mahasantri tidak hanya di suguhkan sebatas ilmu syar’i saja namun terdapat ilmu-ilmu tambahan bagi mahasantri untuk pengembangan keterampilan dan bakat.
Malang,13 Ramadhan 1445 H / 24 Maret 2024 M
Reporter: Ahmad Taufik Prodi Ta’hil Huffadz Kelas 1 Asal Pinrang, Sulawesi Selatan