Kabar

MENJADI DA’I YANG MANDIRI

Mahasantri Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah (MAA) mengadakan sebuah acara yang bertema “MENJADI DA’I YANG MANDIRI”. Tepatnya pada hari Ahad tanggal 23 Rabiul Awal 1444 H/ 30 Oktober 2022 acara ini dilaksanakan. Materi ini disampaikan oleh Mas Ido Febriandika Wiba, SE, CRA®, CRP®. Beliau merupakan alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Brawijaya, Malang. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian para mahasantri dan membuka wawasan tentang dunia bisnis. 

Pemateri sangat berpengalaman dalam bidang ini. Beliau memulai bisnisnya semenjak berumur 19 tahun, tatkala beliau duduk dibangku kuliah semester 2. Karena start lebih awal, beliau memiliki banyak pengalaman dalam dunia bisnis. Banyak bisnis yang telah beliau jalani, dan bisnis yang beliau jalani sekarang ada 2 yaitu: Ziyadah Consulting yang bergerak dalam bidang konsultan bisnis dan manajemen korporasi berstandar syar’i, dan Koperasi Muamalah Indonesia Madani.

Beliau menyampaikan perkataan yang penting di awal materi, bahwa terkadang ada orang-orang yang memiliki omset besar, namun tidak paham tentang manajemen bisnisnya. Maka di materi tersebut dijelaskanlah tentang pentingnya bisnis menggunakan ilmu.

Berikut adalah rangkuman dari pemaparan materi yang beliau sampaikan :

  • 3 tipe pengusaha 
  1. Pedagang : ia tidak memproduksi, namun menjual kembali barang yang    ada
  2. Produsen : bisa berupa jasa dan bisa pula berupa barang
  3. Pebisnis : pedagang atau produsen yang menjalankannya dengan ilmu
  • 3 kebiasaan pengusaha
  1. pintar melihat peluang
  2. berani mengambil resiko
  3. ramah dan komunikatif

ketiga hal ini harus terkumpul dalam diri seorang pengusaha

  • 7 karakter dan mindset muslimpreneur
  1. berani memulai, berarti membuat langkah pertama, disarankan untuk langkah awal lebih baik menggunakan sosial media dan media digital lainnya
  2. pembelajar sejati : dengan tidak pernah bosan belajar.
  3. fokus dan konsisten dengan tidak cepat cepat menutup bisnis yang sedang dijalani, karena pasti membangun itu tidak instan dan butuh proses.
  4. ikhtiar optimal, banyak orang yang kerja keras, namun tidak kerja cerdas, atau sebaliknya.
  5. optimis.
  6. tidak bergantung pada modal uang, karena yang paling utama adalah skill
  7. selalu melibatkan Allah ta’ala 
  • tips memilih bisnis
  1. niatkan karena Allah
  2. mencari yang mudah, yaitu yang sesuai dengan kemampuan 
  • tips mengembangkan bisnis
  1. fokus dan konsisten
  2. tidak berhenti belajar
  • 5 tujuan bisnis 
  1.  manfaat akhirat
  2.  profit
  3.  bertumbuh
  4.  bertahan
  5.  berkelanjutan, yaitu bukan untuk kemewahan diri sendiri
  • risiko berbisnis
  1.  risiko syariat
  2.  risiko keuangan
  3.  risiko strategi
  4.  risiko operasional
  5.  risiko reputasi
  • 5 kunci penting 
  1. keahlian
  2. pengetahuan
  3. pengalaman
  4. network
  5. visi

Acara ini dijalani dengan antusias oleh para mahasantri. Banyak dari mereka yang mendapatkan wawasan baru dalam dunia perbisnisan. Acara ini berlangsung sekitar dua setengah jam dimulai dari pukul 07:45. Di antara perkataan beliau yang bagus adalah “sebuah kemirisan, banyak orang kafir yang menguasai bisnis-bisnis besar. Ini adalah tantangan kita untuk berusaha semaksimal mungkin, karena sunnatullah pasti berlaku, orang yang menguasai ilmunya baik itu islam maupun kafir pasti bisa menguasainya”.  

Alhamdulillah mahasantri mendapat banyak sekali manfaat dan ilmu dalam ekstrakulikuler kali ini. Semua ini dimaksudkan untuk mengokohkan dan memberikan bekal kepada mahasantri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Farhan (22) mahasantri prodi ta’hil huffazh tahun ke-2 asal Banjarmasin: “Program yang diadakan oleh MAA ini sangat mahal, sebagai pengalaman kita, khususnya untuk para mahasantri sebagai bekal untuk kami kedepan, karena ini sangat langka dan saya sendiri tidak mendapatkan pelajaran ini sebelumnya, sang pemateri yang menyampaikan materi ini sangat berpengalaman, kurang lebih 20 tahun beliau berkecimpung di dunia bisnis ini” beliau melanjutkan “kegiatan ini membuka mata kita tentang realita kehidupan masyarakat khususnya di bidang ekonomi, miris ketika mengetahui dari pemateri bahwa banyak dari aspek-aspek ekonomi yang dikuasai oleh orang-orang yang tidak beriman pada Allah ta’ala, jangan sampai kita merasa terasing di negeri sendiri, kita muslim terbanyak tapi masih mengekor dengan sistem orang-orang kafir”.

Reporter: Bintang Kholil Saladdin (Mahasantri MAA tahun ke-2 asal bogor)

Dokumentasi: Tim Ma’had ‘Aly Aimmah Malang

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button