MENGUKIR PERJALANAN MISI KEMANUSIAAN DARI MALANG HINGGA BANYUWANGI

Sabtu, 11 Rabiul Akhir 1444 H/ 5 November 2022.
YBM PEDULI dan Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah (MAA) Malang kembali mengirim utusan misi kemanusiaan. Utusan kali ini berjumlah 2 ustadz dan 5 Mahasantri untuk korban bencana banjir Bandang di Jawa Timur. Tepatnya lokasi tersebut adalah Dusun Krajan Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Lokasi ini adalah lokasi pertama terdampak banjir bandang dan menjadi salah satu wilayah dengan kerusakan paling parah.
Jarak yang begitu jauh harus ditempuh untuk menuntaskan misi ini. Tim berangkat hari Sabtu, 05 November jam 16.45 WIB dan tiba pada Hari Ahad pukul 00.29 WIB di Situbondo. Di sini tim beristirahat sejenak. Selanjutnya tim melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi pada jam 07.08 dan tiba di posko MBA (Markaz Bersama As-Sunnah) pada jam 10.40. Setelah sampai tim langsung bergabung dengan para relawan lain untuk terjun langsung membantu warga.
Banjir bandang terjadi pada hari Kamis, 3 November 2022. Banjir ini merupakan banjir pertama yang terjadi di daerah tersebut. Banjir ini terjadi akibat hujan deras selama 3 jam yang mengguyur daerah tersebut. Di sisi lain, ada berbagai masalah yang turut menjadi penyebab banjir. “Warga saling menyalahkan tentang sebab banjirnya. Ada yang bilang karena perkebunan telah mengganti tanamannya dengan tebu, yang dahulu nya adalah tanaman karet dan kakao. Dan sebagian bilang karena warga yang buang sampah sembarangan” ujar Pak Agus, salah seorang warga setempat yang menyediakan rumahnya untuk dijadikan posko relawan. “tapi itu semua sudah takdir Allah” imbuhnya.
Banjir bandang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB. “Ini itu banjir yg pertama pak, air itu datangnya mendadak, kata warga yang melihat dari bagian atas air itu datangnya menggulung gulung” ujar salah seorang warga setempat. “bahkan saya terseret pak, terus saya nyangkut di batang pisang beruntung Allah menyelamatkan saya dan istri, siapa sangka sungai segini (2 meter) bisa banjir” imbuhnya.
Ada berbagai agenda yang tim laksanakan selama disana diantaranya: membagikan sembako, pakaian, peralatan memasak, mandi, mencuci, sayur dan buah-buahan, bersih bersih rumah yang terdampak, membersihkan mata air, membuat mck, memasak buat makan para relawan dan yang lainnya.
Tujuan utama yang tak kalah penting dari perjalanan ini adalah pengaplikasian sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam hutangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya. (HR. Muslim dengan lafadz ini)
Maka kegiatan ini merupakan perwujudan dari hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tersebut. Dalam kegiatan ini kita dilatih untuk bersabar, melunakkan hati dan belajar, agar bisa berempati dan membantu saudara-saudara kita yang sedang diuji oleh Allah ta’ala dengan bencana banjir ini, karena kita sebagai sesama muslim tidaklah berbuat baik melainkan hakikatnya untuk diri kita sendiri.
Kegiatan seperti memberikan banyak pelajaran hidup bagi Mahasantri yang tidak di dapatkan di dalam kelas. Semoga Allah ta’ala memberi kesabaran dan ketabahan bagi para korban, serta memberikan keikhlasan bagi para muhsinin dan relawan yang telah meluangkan waktu, harta dan tenaganya untuk berjuang dijalan-Nya, Aamiin.
Reporter dan Dokumentasi: Muhammad Dayu Alfian, Mahasantri MAA semester 3 i’dad huffadz asal Lamongan.
Mantap