Kabar

SANTRI MAA DI KARANTINA?!

 

tapi di masjid…

Dauroh hifdzil qur’an atau karantina tahfidz telah diadakan di Malang Jawa Timur, tepatnya di Ma’had Aly Al-Aimmah, sebuah pondok yang dibina oleh Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag hafidzohullahu ta’ala. Dauroh tersebut berlangsung pada 27 Dzulhijjah 1443 sampai 28 Muharram 1444 H/ 26 Juli sampai 26 Agustus 2022.

Dauroh tersebut diperuntukkan bagi mahasantri dari kaderisasi hafidz qur’an. Selama mengikuti dauroh, mahasantri di karantina di masjid untuk fokus menambah hafalan Al-Qur’an mereka dan menyetorkannya kepada ustadz yang bertugas sebagai pembimbing.

Dauroh ini dilaksanakan bertujuan agar para mahasantri dapat mencapai target tahunan mereka yang masih belum tercapai. keterlambatan mahasantri disebabkan karena sebelumnya banyak acara dari ma’had yang tidak direncanakan, diantaranya adalah: relawan banjir bandang Batu, reboisasi hutan yang gundul, aksi relawan di Semeru Desa Oro oro Ombo, dan kegiatan kegiatan lainnya. Selain untuk mencapai target tahunan yang telah ditetapkan ma’had, acara ini juga bertujuan untuk mengisi waktu sebelum kegiatan belajar mengajar secara reguler. Yang mana pada waktu tersebut juga dimanfaatkan untuk kegiatan dauroh bahasa arab para santri baru.

Dauroh ini benar-benar sangat bermanfaat. Selain untuk mempercepat ziyadah hafalan, dalam dauroh ini juga tidak luput dari muroja’ah. Metode murojaah yang digunakan di dalam dauroh ini adalah metode muraja’ah tsunaiyah yaitu mahasantri berpasangan kemudian saling menyimak hafalan secara bergantian. Metode ini sangat praktis dan cocok untuk dauroh hafalan yang memerlukan banyak waktu.

Sebagai variasi kegiatan selama dauroh, disisipkan pelajaran ilmiyah lainnya. Diantaranya seperti pelajaran Tafsir yang diisi oleh ustadz Amien hafidzahullah ta’ala dan juga kajian Kitab “ كيف تحفظ القرآن كما تحفظ الفاتحة” yang diisi oleh ustadz Saifullah al hafidz yang merupakan KAPRODI I’dad dan Ta’hil Huffadz. beliau juga banyak memberikan nasehat dan motivasi yang mengetuk qalbu sehingga membuat semangat para mahasantri untuk kembali menghafal.

Berikut diantara kesan-kesan dari 2 mahasantri yang kami wawancarai:

Anas Mu’tashim Billah (21), mahasantri semester tiga prodi I’dad Huffadz asal Semarang Jawa Tengah :“Alhamdulillah banyak sekali faedah yang di dapat, dari segi waktu kita bisa mengisinya dengan ketaatan, menyibukkan diri dengan Al-Qur’an, mengetahui batas kemampuan ana pribadi sehingga memotivasi agar lebih intens bergelut dengan Al-Qur’an”.

Bimo Adriansyah Alif Samudra (19), mahasantri semester tiga prodi I’dad Huffadz asal Batu :“Alhamdulillah dengan adanya dauroh saya dapat mencapai target tahunan saya yang tertinggal, dan juga saya menjadi lebih bersemangat untuk menambah hafalan, bahkan setelah dauroh hifdzil Qur’an ini berakhir”.

 

Reporter : Sufyan Al-Atsary Bin Alim Bahri (Mahasantri MAA semester ke-3 asal Pinrang, Sulawesi Selatan)

 

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button