Kabar

Pelatihan Pembuatan Tahu Sehat Mahasantri MAA Malang

Para mahasantri MAA (Ma’had ‘Aly Al-Aimmah) mengikuti pelatihan pembuatan tahu sehat. Tujuan pelatihan ini adalah untuk membekali mahasantri dengan salah satu ilmu yang dapat diterapkan dalam kehidupan dan melatih skills mahasantri agar bisa mengolah kacang kedelai menjadi tahu sehat, sari (susu) kedelai, kecap manis rempah dan lain-lain. Kegiatan ini berlangsung pada hari Ahad, 29 Safar 1444 H/25 September 2022 M, pukul 08:00 – 11:30 WIB, di Ma’had ‘Aly Al-Aimmah Malang.

Pelatihan ini dibimbing oleh TASUDO TRAINING CENTER MALANG. Lembaga yang beralamat di Jl. Candi Agung I No.28, Malang ini  adalah pusat pelatihan yang mempunyai komitmen untuk membangun kemandirian keluarga indonesia. Menurut Ibu Rina Noviani selaku Chief Executive Officer (CEO) & Founder di Tasudo training Center, TASUDO memiliki filosofi sebagai manifestasi dari singkatan TAfakkur, SUkur, dan DOa. Sedangkan dalam aplikasi lapangannya, nama TASUDO juga identik dengan produk olahan yang dihasilkan yaitu TAhu, SUsu, dan DOnat.

Pelatihan dimulai dengan pemaparan teori oleh Ibu Rina Noviani. Alumni Universitas Brawijaya tersebut memberikan penjelasan mulai dari bagaimana cara memilih kacang kedelai yang baik, berapa lama waktu merendam, bagaimana cara menggiling, cara merebus sari kedelai hasil gilingan, menyaring sari kedelai sampai mencetak menjadi tahu sehat. Tahu sehat ini berbeda dengan tahu yang biasa di pasaran, karena tahu ini bisa langsung dikonsumsi atau langsung dimasukkan ke dalam sayur sop atau langsung dimakan tanpa dicuci.

Setelah selesai pemaparan teori, mahasantri diajak untuk mempraktekkan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari dan didapat. Praktek ini dibimbing oleh Bapak Ahmad Abi Fauzan N dari TASUDO Malang. Penggilingan kacang kedelai dilakukan dengan cara: 

  1. Kedelai yang sudah direndam 8-12 jam tanpa direbus dimasukkan ke dalam mesin giling
  2. Selama proses menggiling, kedelai dialiri air
  3. Hasil penggilingan berupa sari kedelai dan serat kedelai yang terpisah
  4. Sari kedelai kemudian direbus sampai mendidih
  5. Lalu dimasukkan sari bahari ke dalam rebusan sari kedelai tanpa diaduk. Sari bahari adalah cairan mineral yang dihasilkan dari sisa pembuatan garam. Pada saat garam dibuat, kristal garam yang sudah terbentuk akan memiliki cairan di atasnya. Cairan inilah yang disebut juga sebagai Nigarin (ekstrak air laut).
  6. Setelah sari kedelai menggumpal, lalu gumpalan itu diambil dan dimasukkan dalam alat cetak tahu, 
  7. kemudian dilakukan pengepresan sampai tahu menjadi padat

 

Tahu sehat siap untuk dikonsumsi dan dimakan tanpa harus digoreng, sebagaimana testimoni yang diberikan oleh Dr. Abu Sholih Harno, selaku mudir tanfidzi MAA berikut ini. “Tahu ini dibuat tanpa cuka, menggunakan sari laut dan setelah selesai dibuat langsung bisa dimakan tanpa harus dicuci atau dimasak. Teksturnya kenyal Maa syaa Allah, langsung bisa dimakan, atau juga bisa juga dicocolkan dengan kecapnya ini, dan juga kecapnya ini dibuat dari air perasan tahu sehat, Maa syaa Allah rasanya nikmat”.

Alhamdulillah dengan izin Allah ta’ala kegiatan pelatihan tahu sehat di Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah ini berjalan dengan lancar sampai akhir, dan harapan dari kegiatan ini mahasantri bisa menjaga pola hidup sehat, dan semoga seluruh mahasantri bisa menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapat.

Reporter: Abdurrahman (Mahasantri MAA tahun ke-3 asal lamongan)

Dokumentasi: Tim Ma’had ‘Aliy Aimmah Malang

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button