Kabar

MPLP, Mudir Tanfidzi MAA Mengajak Mahasantri Barunya Berkeliling Kompleks Pesantren

Masa Pengenalan Lingkungan Pesantren (MPLP) mahasantri baru Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah (MAA) dimulai pada hari Ahad, 29 Dzulhijjah 1442 H/ 8 Agustus 2021. Para mahasantri telah berdatangan di ma’had sejak sehari sebelumnya sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan. Mereka yang sudah datang berasal dari berbagai daerah seperti Batu, Gresik, Lamongan, Trenggalek, Probolinggo, Semarang, Bogor, bahkan dari luar Jawa seperti Lampung dan Banjarmasin. Sebagian mahasantri baru masih belum bisa hadir di ma’had sesuai jadwal dikarenakan harus menjalani isoman di rumah dan juga adanya PPKM. 

Hari pertama MPLP, Ustadz Abu Sholih Harno Purwanto,SP., M.PI. mengajak 12 mahasantri baru (MABA) yang sudah hadir berkeliling lingkungan pesantren. Para mahasantri baru tahun ajaran 2021-2022 perlu mengenal lingkungan barunya sebagai sarana beradaptasi terhadap lingkungan yang baru dan bersosialisasi dengan teman – teman baru serta ajang wahana kebersamaan, kekeluargaan dan persaudaraan. Kegiatan yang dilaksanakan pada Ahad sore tersebut diikuti dengan antusias oleh para mahasantri baru.

Ustadz Abu sholih (begitu biasa disapa) memulai kegiatan tersebut dengan mengajak mereka berjalan melalui bagian timur pesantren. Diawali dengan memperlihatkan dan menjelaskan tentang kondisi rumah Pak Yai yang pertama kali ditinggali selama bertahun-tahun saat merintis Yayasan Bina Al-mujtama’ sebelum kemudian pindah ke rumah yang baru. Kondisi rumah beliau yang pertama sangat sederhana yakni hanya berdindingkan triplek dan beratapkan asbes. “Ya seperti inilah kondisi rumah pak Yai yang dulu sebelum beliau pindah ke rumah yang baru” ungkap Ustadz Abu Sholih kepada para MABA. Faishol (18) yang merupakan mahasantri baru asal lamongan mengungkapkan kekagumannya kepada pak Yai, “Saya kagum dengan Kyai Agus, meskipun beliau adalah seorang mudir tapi beliau berjiwa sederhana” terangnya. Di sebelah selatan rumah pak yai ada bangunan 2 lantai, lantai pertama dipergunakan untuk  RUAQ (Roudhah Ummi Arabil Qur’an /Taman Induk Kampung Al-Qur’an) yaitu sekolah anak-anak, kemudian untuk lantai dua dipergunakan untuk ruang meeting.  

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke arah selatan melewati SD Al-Umm dan jalan yang memisahkan antara asrama putra dan asrama putri pesantren AL-Umm, lalu sampailah al-ustadz dan para MABA di tempat Wisata Edukasi Sanitasi dan Hydroponik (WESH) Al-Umm. Beliau menjelaskan bahwa dulu pondok pesantren Al-Umm menggunakan septictank yang tidak berstandart, sehingga terkadang ada gangguan seperti bau atau septictank menjadi cepat penuh, sehingga harus mengeluarkan biaya untuk menguras. “Biaya yang dikeluaran tidak sedikit, yakni setiap bulannya bisa mencapai sepuluh juta rupiah hanya untuk menguras saja” ujar Ustadz Abu Sholih sembari mengajak mereka untuk melihat air limbah yang sudah melalui berbagai tahapan penyaringan. “Hasilnya seperti yang kita lihat sekarang, airnya agak kehijauan tapi tidak bau, air hasil limbah inilah yang sekarang kita gunakan untuk menyirami tanaman, sehinggan menekan biaya penggunaan air bersih yang mahal”, tambah beliau. “Saya terkesan dengan konsep WESH Al-Umm ini, karena menjadikan sesuatu yang tidak berguna menjadi sangat berguna”, ungkap Bintang (19) MABA yang berasal dari Bogor.

Lalu setelah itu, al-ustadz mengajak mereka menuju Masjid Jami’ Al-Umm untuk melihat bangunan masjid baru yang terletak di sebelah timur masjid utama. Bangunan yang belum genap dua tahun proses pembangunan tersebut alhamdulillah sudah menyelesaikan tiga lantai. “InsyaAllah untuk lantai tiga nantinya akan dipasangi payung raksasa yang mirip dengan payung raksasa di masjid nabawi”. Ungkap beliau. 

Kemudian perjalanan diakhiri dengan mengajak MABA naik ke atas menara masjid utama sembari menyaksikan pemandangan kota Malang sampai akhirnya merekapun turun dan kembali ke asrama untuk persiapan sholat magrib.

Tampilkan Lebih Banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button