Khidmah Ramadhan 1440 H Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah (MAA) Malang
Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang mengkader calon da’i, maka sudah menjadi keharusan bagi Ma’had Aliy Al-Aimmah (MAA) Malang untuk turut berpartisipasi memberikan sumbangsih berupa layanan/pengabdian kepada masyarakat. Terlebih lagi ketika bulan Ramadhan, di mana umat Islam begitu tinggi semangat keimanan dan ibadahnya. Maka sejak tahun 1439 H yang lalu, MAA telah mengadakan program yang diberi nama “Khidmah Ramadhan”.
Program Khidmah Ramadhan dilaksanakan dengan mengutus mahasantri untuk terjun langsung di tengah-tengah masyarakat, untuk memberikan layanan/pengabdian sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Program ini dilaksanakan sejak awal bulan Ramadhan sampai tanggal 20 Ramadhan karena setelah tanggal 20 ramadhan mahasantri akan kembali ke daerah masing-masing untuk mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Diantara kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah:
- Menjadi muadzin,
- Menjadi imam sholat rawatib dan tarawih,
- Menyampaikan kultum tarawih, subuh, dan kajian menjelang berbuka,
- Membantu pengajaran dan pengelolaan pendidikan agama di instansi pendidikan setempat, mulai dari TK, TPQ, SD, SMP, MA, juga pesantren.
- Mengadakan dauroh (pelatihan) tahsin (perbaikan) bacaan Al-Qur’an,
- Mengadakan penggalangan dana untuk kegiatan dakwah dan buka puasa di pelosok
- Penyebaran majalah dan buku-buku Islam,
- Dan lain sebagainya
Tahun 1439 H sebagai edisi perdana pelaksanaan program ini Alhamdulillah terlaksana dengan baik. Dengan tenaga yang sangat terbatas yaitu 4 mahasantri. Oleh karena itu mereka hanya difokuskan untuk memberikan khidmah di Pagak dan disekitarnya. Hasilnya sungguh luar biasa. Segala puji hanya bagi Allah. Mereka bisa memberikan khidmah dengan baik di 11 masjid beserta jamaahnya. Hasil yang menunjukkan betapa besar kebutuhan masyarakat terhadap sentuhan para da’i yang sudah terdidik melalui pesantren seperti MAA ini.
Tahun 1440 H dimana tenaga khidmah yang siap ditugaskan jauh lebih banyak, yaitu 18 mahasantri, maka Khidmah Ramadhan tahun ini bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas. Mahasantri tersebut kemudian terdistribusikan pada daerah-daerah dengan pos-pos berikut ini:
1. Pesantren Zaid bin Tsabit, Desa Sumbermanjing Kulon, Kec. Pagak, Kab. Malang.
Tahun sebelumnya, animo masyarakat begitu besar dengan hadirnya para mahasantri khidmah, sehingga 4 mahasantri yang ditugaskan merasa kewalahan untuk melayani kebutuhan masyarakat tersebut. Maka di tahun ini, jumlah mahasantri yang ditugaskan kita tambah menjadi 5 mahasantri. Tentu jumlah ini masih sangat kurang jika harus melayani kebutuhan 11 masjid dan mushola yang ada. Belum lagi lembaga yang lain seperti pesantren, TPQ , SMP ataupun SMK. Amin
2. Masjid Ibrahim, Desa Sumberngepoh, Kec. Lawang. Kab. Malang.
Sebagai tempat yang baru untuk kegiatan Khidmah Ramadhan ini, pihak setempat mengajukan agar dikirimkan 4 mahasantri kesana. Lokasi masjid yang berada sedikit di luar kota Lawang, di tengah sawah, dan agak jauh dari pemukiman awalnya membuat kami ragu untuk memenuhi permintaan tersebut. Akan tetapi, setelah dijelaskan bahwa nanti santri tidak hanya ditugaskan di masjid tersebut, maka kami pun menyetujuinya. Dan benar saja, selama Ramadhan kemarin, ketika masyarakat tahu bahwa ada mahasantri yang bertugas disana, maka mereka berbondong-bondong datang ke masjid. Mereka hadir untuk buka puasa bersama, sholat tarawih berjamaah dan belajar tahsin Al-Qur’an dari mahasantri yang bertugas. Mereka juga mengirim anak-anaknya untuk belajar di TPQ di sore hari. Selain di Masjid Ibrahim, para mahasantri juga ditugaskan di beberapa masjid lain di Lawang, seperti Masjid At-Taqwa, Masjid Nurul Falah, Masjid Perum BLI dan yang lainnya.
3. Masjid Agus Salim, Desa Kucur Kec. Purwosari, Kab. Pasuruan.
Masjid ini berada pada desa yang cukup jauh dari jalan raya. Meskipun demikian, semangat para jama’ah untuk hadir sholat jama’ah 5 waktu begitu tinggi. Hampir di setiap sholat jamaah, masjid selalu penuh. Bahkan ketika sholat tarawih dan subuh, sampai meluber ke teras masjid. Kondisi yang demikian belum diimbangi dengan tenaga da’i siap terjun kesana. Sehingga hadirnya 2 mahasantri ke masjid tersebut disambut dengan antusias oleh masyarakat. Meskipun hanya berdua mereka diminta untuk mengisi secara penuh kegiatan disana. Mulai sholat 5 waktu, kultum tarawih, kultum subuh, mengajar TPQ, menyiapkan berbuka dan lain sebagainya. Lokasi yang jauh dari kota sepadan dengan lingkungan alam yang asri. Di sana terdapat sumber air yang menjadi pemandian umum, kebun durian yang sangat lezat, udara yang segar dan juga pemandangan persawahan yang cukup indah dan asri.
4. Mushola At-Tabi’in, Desa Karang Jati, Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan.
Mushola At-Tabi’in adalah mushola yang dijadikan tempat pijakan awal mudir MAA, Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc. M.Ag dalam mengawali dakwah di masyarakat. Kini, kegiatan dakwah di tempat tersebut sudah diwadahi dalam sebuah yayasan yang diberi nama “Yayasan Qiyam At-Tabi’in (Yaqita)”. Agenda dakwah juga sudah semakin luas dengan adanya masjid binaan dan juga sekolah Kejar Daqu. Maka kehadiran 3 mahasantri Khidmah Ramadhan ini juga diperbantukan untuk mendukung semua kegiatan dakwah Yaqita selama 20 hari pada awal bulan Ramadhan 1440 H. Ketiga mahasantri tersebut ketika pagi diperbantukan di sekolah, sore di TPQ, dan malam bertugas di masjid-masjid binaan.
5. Masjid Besar Al Musthofa, Desa Kromengan Kec. Kromengan kab. Malang.
Masjid ini berada di dekat pusat Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Masjid ini didirikan oleh salah satu tokoh masyarakat setempat, yakni Abah Taslim, di atas tanah wakaf keluarga beliau. Selain masjid, di kompleks tersebut juga sudah berdiri sekolah dasar berbasis Islam. Selain itu, juga telah tersedia rumah untuk ustadz yang tinggal disana. Kehadiran 2 mahasantri khidmah selama Ramadhan 1440 H di masjid tersebut benar-benar bisa menggairahkan suasana. Selama ini, aktivitas keagamaan hanya dipimpin oleh Abah Taslim, sehingga kehadiran mahasantri dari MAA telah menghadirkan semangat baru bagi para jamaah.
6. Masjid Jami Al-Umm, Kel. Merjosari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang.
Sejak tahun 1436 H, Masjid Jami’ Al-Umm telah memiliki tim imam yang dipimpin oleh Ustadz Saifullah Al-Hafizh. Tim ini bertugas menjadi imam rawatib, imam dan khatib Jum’at, imam tarawih dan qiyamullail (shalat malam) Ramadhan, serta kegiatan pembinaan Al-Qur’an lainnya. Untuk tahun 1440 H, tim imam dibantu oleh 2 mahasantri khidmah. InsyaAllah laporan tentang Tim Imam Masjid Jami’ Al-Umm akan ditulis dalam artikel tersendiri.
Demikianlah sedikit peran yang diambil MAA dalam memberikan layanan/khidmah kepada umat. Apa yang sudah dilakukan tentu masih sangat kurang untuk bisa memenuhi kebutuhan umat yang ada. Akan tetapi, melalui usaha yang sedikit ini, kami berharap kepada Allah agar memberikan keberkahan di dalamnya sehingga bermanfaat bagi kami dan juga bagi umat, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin.