Daksos MAA 2017 di Junggo, Batu: Penuh Kenangan dan Bermanfaat
Siang yang cerah di hari Sabtu 25 Rajab 1438 H/ 22 April 2017, sebagian mahasantri MAA telah bersiap di halaman makhad untuk naik angkot menuju lokasi daksos. Mereka ini adalah tim acara dan perlengkapan yang akan mempersiapkan terlebih dahulu lokasi Daksos pada tahun 2017 ini. Wajah merekapun tampak ceria untuk memberikan baktinya dalam membantu menyebarkan syiar Islam di masyarakat yang membutuhkan.
Masyarakat yang menjadi sasaran Daksos kali ini adalah warga Translok Junggo Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur dan sekitarnya. Lokasi ini berada dekat dengan Pura Giri Luhur Arjuno yang merupakan pura terbesar di Jawa Timur. Kondisi masyarakatpun beragam dari sisi keyakinan. Kebanyakan muslim dan ada juga yang beragama Hindu atau Kristen. Secara fisik, masyarakat terlihat makmur dengan hasil kebun apel, sayur, ternakdan juga wisata alam Coban Talun. Namun secara ruhani, masyarakat masih sangat butuh bimbingan keagamaan.
Ahad subuh, 26 Rajab 1438 H/ 23 April 2017, mahasantri MAA telah siap meluncur ke lokasi Daksos. Semua mahasantri baik dari prodi I’dad Du’at, I’dad Huffadz, ta’hil huffadz dan juga Diploma Tauhid dan Ruqyah Syar’iyyah putra maupun putrid terlibat dan berpartisipasi dalam daksos kali ini. Total rombongan yang berangkat sekitar 100 peserta. Para asatidz khususnya mudir MAA, Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag. juga sangat antusias mendampingi para mahasantri dalam Daksos kali ini. Sesampai di lokasi, rombongan segera mempersiapkan diri dengan sarapan dan mandi pagi. Dan kemudian acarapun dimulai.
Acara pembukaan diisi dengan berbagai rangkaian acara. Dimulai dari pengenalan MAA kepada masyarakat, sambutan ketua takmir Riyadhus Sholihin sekaligus wakil tokoh masyarakat, taushiah oleh mudir MAA dan kemudian doa. Berbagai tokoh dan perangkat desa setempat menyambut baik acara daksos yang diadakan ini. Hanya saja perangkat tidak hadir secara langsung karena sedang ada agenda di Bali. Setelah pembukaan ini, warga kemudian diarahkan menuju tempat pengobatan yang mereka ikuti. Pengobatan ruqyah syar’iyyah dilaksanakan di masjid, sedangkan pengobatan medis dilaksanakan di balai dusun yang berjarak sekitar 50m dari masjid.
Pengobatan ruqyah syar’iyyah ditangani oleh mahasantri Diploma Tauhid dan Ruqyah Syar’iyyah MAA dibantu oleh tim Ruqyah Syar’iyyah Center Malang (RSC-M). Pasien laki-laki ditangani oleh tim laki-laki sedangkan pasien perempuan ditangan oleh tim perempuan juga. Pasien pada awal pengobatan berjumlah sekitar 50 orang putra dan putri. Setelah mendapatkan manfaat dari pengobatan ruqyah ini, mereka kemudian menyampaikan kepada warga yang lain. Sehingga pasien kemudian datang terus secara bergelombang bahkan sampai ada yang datang sampai 10 malam. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat dari ruqyah syar’iyyah belum begitu difahami oleh masyarakat. Begitu memahami, dengan ijin Allah masyarakat akan sangat terbantu dengan ilmu ruqyah syar’iyyah tersebut.
Pengobatan medis juga dilaksanakan pada waktu yang sama. Tempat yang tidak terlalu jauh dari lokasi utama acara juga memudahkan pembagian masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan. Masyarakat yang akan berobat ke dokter terlebih dahulu dating ke Masjid Riyadhussholihin untuk mengambil nomor urut antrian sekaligus mengikuti acara pembukaan. Selesai acar pembukaan barulah mereka bergerak menuju balai dusun dan antri sesuai dengan nomor urut antrian yang sudah diterima. Alhamdulillah, pengobatan medis kali ini mendapat dukungan yang luar biasa dari tim medis. Mereka terdiri dari 1 dokter spesialis (dr. Relig, Sp.An.), 3 dokter umum (dr. Rahmat, dr. Reza Hakim, dan dr. Diah), 2 Perawat (Pak Arif dan Bu Lusi), ditambah dengan 10 tenaga Koas dari UB dan UMM. Dengan demikian pengobatanpun bisa berjalan dengan lancer dan cepat sebagaimana yang diharapkan.
Setelah dhuhur, para asatidz beserta tim dokter mendapat kesempatan dari takmir untuk memetik apel langsung dari pohon. Mereka berangkat menuju kebun apel milik Pak Arba’I (salah seorang takmir masjid) yang berjarak sekitar 500m dari masjid. Di sana rombongan asatidz beserta doketr dapat menikmati apel sepuasnya yang langsung dipetik dari pohonnya. Begitu asiknya acara petik apel ini, sampai terjadi sebuah kejadian yang sangat berkesan. Kejadian tersebut adalah masuknya salah seorang asatidz ke dalam kubangan air karena terlalu asik meraih buah yang ada di atas pohon. Semoga kejadian ini menjadi pengangkat derajat bagi ustadz tersebut dan menjadi kenangan indah bagi takmir dan rombongan.
Siang hari itu juga, di area masjid Riyadhus Sholihin berlangsung aneka perlombaan untuk anak-anak TPQ. Mereka beradu kemampuan dalam lomba-lomba yang diselenggarakn oleh mahasantri MAA. Lomba pertama adalah lomba adzan yang diikuti oleh para santri putra usia SD. Lomba berikutnya adalah lomba MHQ surat-surat pendek yang diperuntukkan untuk anak-anak usia SD baik putra maupun putri. Lomba lainnya adalah lomba tilawah Al-Qur’an yang diperuntukkan untuk anak-anak usia 8 tahun atau kurang baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu juga diadakan berbagai macam permainan yang diikuti oleh para santri TPQ setempat. Antusiasme para santri sungguh luar biasa dan menjadi para mahasantri MAA selaku penyelenggara semakin bersemangat bersama dengan anak-anak tersebut.
Sore hari, sebagaimana yang sudah diagendakan sebelumnya, sasaran dakwah berikutnya adalah para pemuda desa. Pendekatan dakwah yang dilakukan adalah menjalin ta’aruf, ukhuwah dan kebersamaan dengan para pemuda dengan harapan mereka menjadi dekat dengan para juru dakwah dan tidak canggung untuk hadir dan mendekat kepada para da’I dan aktivitas dakwah. Maka kemudian cara yang dipilih adalah dengan merangkul para pemuda desa setempat untuk bermain bersama dalam pertandingan sepakbola ukhuwah. Pertandingan sendiri berlangsung seimbang tanpa ada tindakan keras apalagi kasar selama bertanding. Di akhir pertandingan, kembali dijalin keakraban diantara kedua tim sekaligus mengingatkan mereka untuk hadir dalam pengajian bakda maghrib sekaligus penyerahan souvenir dakwah dan makan malam bersama.
Mahasantriwati yang tidak tergabung dalam kegiatan di atas menjalankan agenda dakwah ke rumah-rumah penduduk. Mereka menjelaskan tentang agama kepada warga yang bisa ditemui. Bersama itu pula mereka juga membagikan jilbab kepada warga perempuan yang belum mengenakan jilbab secara syar’i. Kegiatan juga sekaligus menjadi pengingat undangan yang sudah dibagikan kepada warga untuk menghadiri acara di masjid mulai nanti maghrib sampai dengan selesai.
Puncak acara rangkaian Daksos kali dimulai saat maghrib tiba. Semua warga baik yang dewasa, pemuda, anak-anak, laki-laki maupun perempuan diundang semua untuk hadir di masjid. Mereka akan mendapat siraman rohani langsung dari Mudir MAA, Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag. yang mana pada kesempatan ini beliau menyampaikan sebuah tema “Mulia bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam”. Beliau menyampaikan materi sampai waktu isya. Dan setelah sholat isya barulah sampai kepada acara yang ditunggu-tunggu, yaitu makan malam (tumpengan) bersama seluruh warga. Sebanyak 450 porsi makan malam yang disediakan panitian terdistribusi secara merata ke semua hadirin. Dengan mengikuti bimbingan adab-adab makan dari mudir, semua warga kemudian makan bersama-sama.
Selesai makan malam acara masih belum tuntas. Yang tersisa dari semua rangkaian acara adalah acara bagi-bagi. Yang pertama adalah bagi-bagi hadiah untuk para pemenang lomba anak-anak, kemudian diikuti penyerahan souvenir dakwah kepada para pemuda yang tadi sore sudah bermain sepakbola bersama. Demikian juga para warga yang sudah memiliki kupon sembako, bisa ditukar dengan paket sembako yang menjadi haq mereka. Dan warga yang membutuhkan suplemen herbal juga dipersilahkan untuk mengambil herbal sesuai dengan hajat kebutuhan fisiknya masing-masing. Tuntas sudah rangkaian acara bersama dengan warga sejak pagi sampai malam tersebut.
Maka tidak ada ungkapan yang patut disampaikan melainkan hanya rasa syukur kepada Allah ta’ala. Betapa banyak kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk bisa memberikan manfaat kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Maka setelah syukur kepada Allah, tidak lupa juga mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada seluruh asatidz MAA, mahasantri MAA, para donator, para takmir dan tentunya semua Translok Junggo Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur dan sekitarnya yang telah menerima kami untuk berbagi. Dan kami juga memohon maaf atas segala kekurangan kami yang tidak terhitung jumlahnya. Semoga kebaikan dari Daksos ini bisa terus berlanjut hingga menjadi bekal yang bermanfaat untuk kita semua sampai di akhirat kelak. Aamiin.